Minggu, 21 Juni 2015

Puisi Ratapan Engeline

Puisi Ratapan Engeline

Entah bagaimana cara menyampaikan dengan kata-kata , Air mata ini selalu mengalir setiap baca berita tentang Engeline , Gadis kecil lagi i...

Puisi Ratapan Engeline
Entah bagaimana cara menyampaikan dengan kata-kata , Air mata ini selalu mengalir setiap baca berita tentang Engeline , Gadis kecil lagi imut-imutnya mati di bunuh . Mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang lagi , mudah-mudahan ini menjadi pelajaran bagi kita semua , untuk lebih menausiwi , dan lebih ada pengawasan khusus dari pemerintah terhadap perlindungan anak . Cukuplah Engeline saja .  Aku tak bisa berkata-kata lagi , hanya mencoba ikut merasakan , beban hidup Engeline semasa hidup hingga dia tiada . Andai engeline Dewasa dan boleh berkata , mungkin akan seperti ini .

Hitam kelabu malam meringsut tebalnya awan menjerat suram...
Jerit-jerit sorak menghantar teriak air mata turunkan kelam...
Mama....
Detak nafas mu menyeruak mengarak jiwa ku..
Langkah desah mimpi mu tak berlalu terus membekas di ujung pilu...
Luluh derai air mata mu menguntai di tiap jerit ku...

Oh Mama...
Kau kokoh kan tulang ku dengan air kesombongan mu...
Kau alirkan darah ku dengan air durja mu...
Kau hidup kan harapan ku dengan air kemunafikan mu...
Kau bangun masa depan ku dengan bait-bait lantunan untaian celoteh mu...

Mama.....
Kemana lagi tempat ku mengadu...
Semuanya bagai terkurung di lembah tak bermadu...
Malam melaju jeritan anak mu terus merindu....
Merintih,tertatih hanya bayang-bayang semu yg terpaku mengadu di tiap dinding derita ku..

Mama....
Aku tahu...
Aku bukanlah anak mu...
Bukan terlahir dari rahim mu...
Aku hanyalah anak titipan dari ibu kandung yang telah meninggalkan ku...
Aku tahu...
Aku bukanlah darah daging mu..
Aku hanyalah anak yg tiap saat merenggek minta belas kasih mu...

Dan aku mengerti...
Aku hanyalah anak tiri dari rahim ibu ku yg telah mati...
Tapi aku ingin engkau menjadi ibu ku yg mana tempat aku mengeluh,tempat aku berteduh...
Bukan malah di buang,
Di tendang kayak sampah yg keruh...
Di maki,diludahi saat makan berumpan nasi yg basi...

Oh Mama....
Mengapa kau tega mencampakan ku,menghinaku dan menyakiti ku..
Andai kau tahu segala isi hati ku...
Kan ku tumpahkan di bawah tapak kaki mu danbersimpah peluh di hadapan mu...
Merangkai kata maaf atas ketidaksempurnaan ku...

Mama.....
Mesti begitu ku tetap menggagap mu seperti ibu kandung ku dan selalu ku panjatkan doa untuk mu...
Semoga Tuhan melindungi mu dan berharap suatu saat nanti kau akan menerima kekurangan ku..
Serta menggagap ku sebagai anak dari darah daging mu....

Selamat Tinggal Mama....
Comments
16 Comments
Breaking News
Loading...
Kirim Puisi
Press Esc to close
Copyright © 2013 Puisina.Com All Right Reserved